Natal merupakan masa akbar yang ditunggu-tunggu oleh orang Kristen sedunia. Di masa Natal, kita biasa berkumpul bersama-sama dengan keluarga besar. Di masa Natal kita beribadah dan merayakan kelahiran Yesus Kristus, Anak Allah dan Juruselamat bagi dunia. Peristiwa Natal menegaskan betapa besarnya kasih Allah kepada umat manusia sehingga Ia bersedia turun dan menjelma menjadi manusia untuk menebus dosa kita semua. Sebagai orang Kristen, kita biasa memaknai Natal secara demikian.
Namun, makna Natal seperti di atas itu belumlah utuh. Yesus, Mesias yg dijanjikan Allah, sebetulnya datang ke dunia utk menjadi raja. Sayangnya, makna kedatangan-Nya untuk menjadi raja ini sering terlalaikan oleh banyak orang Kristen yg merayakan Natal.1
Pada waktu Maria, ibu Yesus, mendengar nubuatan dirinya akan mengandung Yesus dari malaikat Gabriel, dia menyebutkan identitas sejati mengenai Yesus yang akan lahir ke dunia demikian: “Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya, dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak berkesudahan” (Luk. 1:32-33).
Mari perhatikan ayat itu sekali lagi. Yesus, yang lahir dari anak dara bernama Maria, akan dikaruniakan takhta Daud untuk menjadi raja atas bangsa Israel dan Kerajaan-Nya pun tak akan berkesudahan. Jadi jelaslah bahwa peristiwa kelahiran Yesus adalah mengenai kedatangan Sang Raja dan Kerajaan-Nya ke dunia ini. Sekarang terbuka jugalah makna Natal ini kepada kita!
Setelah mendapati hal di atas, kita mungkin jadi lantas bertanya: “Apa pentingnya juga memaknai Yesus sebagai Raja?” Tiga hal berikut setidaknya menunjukkan betapa pentingnya orang Kristen tidak lagi melalaikan makna Yesus sebagai Raja.
Pertama, orang Kristen jadi lebih mengenal identitas Yesus sebagai Raja sesuai dengan pengakuan-Nya sendiri. Diinterogasi oleh Pilatus, Yesus menjawab, “Engkau mengatakan bahwa, Aku adalah raja. Untuk itulah Aku lahir dan untuk itulah Aku datang ke dalam dunia ini, supaya Aku memberi kesaksian tentang kebenaran.” (Yoh. 18:37). Dengan mengakui Yesus adalah Raja, orang Kristen pun tentu tak lagi melalaikan bagian Alkitab yang berbicara mengenai status ke-raja-an Yesus.
Kedua, orang Kristen pun jadi mampu menepis anggapan bahwa tugas terutama dari orang Kristen adalah menginjili dan menyelamatkan jiwa-jiwa dengan “dalih” Amanat Agung (Mat. 28:16-20). Dengan menginsyafi bahwa Yesus adalah Raja, kita mengingat bahwa sejatinya Sang Raja menyelamatkan kita semua justru untuk “membebaskan kita dari segala kejahatan dan untuk menguduskan bagi diri-Nya suatu umat, kepunyaan-Nya sendiri, yang rajin berbuat baik” (Tit. 2:14, tekanan oleh penulis).
Ketiga, orang Kristen menjadi sadar akan kedudukannya sebagai abdi kerajaan. Ketundukan kepada Yesus tidak cukup dengan sebatas beriman, berdoa, dan menyembah Dia saja. Sang Raja dan Kerajaan-Nya bukanlah hanya mengenai hal-hal rohaniah atau gerejawi belaka, melainkan juga segala bidang kehidupan di dunia ini. Orang Kristen harus rajin dan setia mengerjakan kewajibannya sebagai abdi kerajaan, dengan terjun di bidang seperti ekonomi, politik, sosial, lingkungan, dst. sesuai panggilannya masing-masing.
Dengan kita memahami pentingnya memahami Yesus sebagai Raja juga, kita tak lagi melalaikan makna Natal yang utuh itu. Di masa Natal ini, marilah mengingat kembali kelahiran seorang bayi istimewa yang adalah Raja dan menjadi Juruselamat bagi dunia. Dia pun akan datang kembali kedua kalinya untuk menegaskan kuasa-Nya atas dunia ini dan memerintah sebagai “Raja segala raja dan Tuan di atas segala tuan” (Why. 19:16).
Catatan
1 Kebanyakan orang Kristen masa kini tentunya akan memahami Mesias sebagai Juruselamat. Istilah Mesias sebenarnya berasal dari kata Ibrani, mashiakh, berarti “yang diurapi.” Pada budaya Israel dahulu, pengangkatan untuk imam besar atau raja dilakukan dengan cara menuangkan minyak ke kepala mereka. Dengan demikian orang Israel melihat kedatangan Mesias sebagai kedatangan raja yang akan memerintah.
Foto diambil oleh Jeffreys Bay dan ditayangkan dalam situs Unsplash.